• Home
  • Product
    • Capabilities
    • Technology
    • TalkGPT
    • Large Language Model
  • Industry Solutions
    • Telecommunication
    • Banking & Finance
    • Insurance
    • Healthcare
    • E-Commerce
  • About Us
    • Company
    • Join Us
  • Blog
    • Featured Article
      • English
      • Bahasa Indonesia
    • News
  • Home
  • Product
    • Capabilities
    • Technology
    • TalkGPT
    • Large Language Model
  • Industry Solutions
    • Telecommunication
    • Banking & Finance
    • Insurance
    • Healthcare
    • E-Commerce
  • About Us
    • Company
    • Join Us
  • Blog
    • Featured Article
      • English
      • Bahasa Indonesia
    • News
Schedule a Demo

  • Home
  • Product
    • Capabilities
    • Technology
    • TalkGPT
    • Large Language Model
  • Industry Solutions
    • Telecommunication
    • Banking & Finance
    • Insurance
    • Healthcare
    • E-Commerce
  • About Us
    • Company
    • Join Us
  • Blog
    • Featured Article
      • English
      • Bahasa Indonesia
    • News
Schedule a Demo

LLM

25
Sep
Featured Articles  ·  Main Display  ·  Main Posts  ·  Pengenalan Talkbot  ·  Press Release  ·  Teknologi Voice AI
WIZ.AI Melansir Large Language Model (LLM) Dasar Pertama di Asia Tenggara untuk Bahasa Indonesia, Memperkuat Representasi Asia Tenggara di Segmen AI Arus Utama
This image has an empty alt attribute; its file name is PR3-1024x576.png

SINGAPURA, 14 September 2023 /PRNewswire/ — Pada 13 September lalu, pemimpin industri global asal Singapura yang menyediakan solusi interaksi pelanggan omni-channel (omnichannel customer engagement) dengan dukungan kecerdasan buatan generatif (Generative-AI), meluncurkan 13 miliar parameter Large Language Model (LLM) yang dirancang khusus untuk Bahasa Indonesia. LLM bahasa Indonesia ini dilansir WIZ.AI setelah peluncuran 7B Foundation Model dan Enterprise LLM untuk domain spesifik di awal tahun ini. Langkah tersebut menjadi pencapaian penting di pasar Asia Tenggara yang kini mengadopsi Large Language Model-nya sendiri, serta meningkatkan perkembangan di sektor AI regional.

Peluncuran LLM bahasa Indonesia oleh WIZ.AI juga mendorong komunitas AI internasional agar lebih mengutamakan LLM untuk bahasa-bahasa lokal di Asia Tenggara. Lewat langkah ini, bahasa dan representasi budaya Asia semakin dikenal di kalangan LLM arus utama (mainstream LLM). “Kami sangat senang sekali dapat melansir Large Language Model regional yang pertama di Asia Tenggara. LLM ini menciptakan berbagai peluang bagi pelaku bisnis di kawasan tersebut. Kami juga menyambut baik dampak transformatif dari LLM tersebut,” ujar Jennifer Zhang, CEO dan Salah Satu Pendiri WIZ.AI.

Sebagian besar LLM yang telah tersedia dilatih dengan data dan sumber materi dari dunia Barat. Di sisi lain, LLM WIZ.AI dilatih dengan 10 miliar token bahasa Indonesia. Metode ini menjaring nuansa linguistik dan konteks budaya di Indonesia sehingga dapat mendatangkan hasil yang lebih relevan secara kontekstual.

Model LLM WIZ.AI mengungguli LLM dasar bahasa Indonesia lainnya dalam Hugging Face Open Leaderboard, tolak ukur penting dalam evaluasi LLM.

Penilaian awal atas kinerja LLM WIZ.AI juga menunjukkan hasil yang menjanjikan. Dibandingkan 13B LLM arus utama, misalnya, LLM WIZ.AI dapat melampaui kinerja 13B LLM bahasa Indonesia dalam seluruh metrik penting. Keunggulan kinerja LLM WIZ.AI terlihat jelas dari indikator Hellaswag (commonsense inference) sebesar 33%, disusul sejumlah indikator lain, yakni ARC (reasoning challenge) dan TruthfulQA sebesar 20%, serta MMLU sebesar 7%.

This image has an empty alt attribute; its file name is PR4-1024x980.jpeg
Performance Evaluation in Bahasa Indonesia between WIZ.AI LLM and Llama 2

Dibandingkan 70B LLM arus utama, kinerja LLM WIZ.AI juga unggul dalam tiga metrik penting bahasa Indonesia dengan rata-rata 4%, termasuk ARC (reasoning challenge) , Hellaswag (commonsense inference), dan
TruthfulQA.

Kinerja LLM WIZ.AI bahkan melampaui LLM arus utama di domain spesifik, seperti perbankan, keuangan, dan e-commerce. Ketika diminta untuk mencantumkan bank terbesar di Indonesia, LLM arus utama menyajikan daftar bank secara umum. Di sisi lain, LLM WIZ.AI memberikan jawaban yang tepat, serta mampu mencantumkan daftar bank terbesar dengan data terkini dan deskripsi lengkap.

This image has an empty alt attribute; its file name is PR2-1024x490.jpeg
Response Comparison between WIZ.AI LLM and Llama 2

LLM WIZ.AI sepenuhnya dikembangkan di pasar lokal, serta dirancang untuk aplikasi berstandarkorporasi. Lebih lagi, LLM WIZ.AImenawarkan fitur analisis data “berstandar korporasi” (enterprise-grade), serta respons cepat dan keamanan yang lebih baik. Setelah penyempurnaan dan optimasi, LLM WIZ.AI bekerja 2,5 kali lebih cepat seperti 13B LLMarus utama. Sementara, kinerja cepat ini tidak mengurangi aspek privasi dan keamanan. LLM WIZ.AI memiliki sistem keamanan berstandar korporasi yang melindungi informasi dan data sensitif. Sistem keamanan ini juga menjamin penggunaan data yang hanya dibatasi untuk pengembangan dan pemeliharaan LLM.

Kehadiran LLM bahasa Indonesia akan membuat bahasa Indonesia semakin dikenal. Saat ini, LLM bahasa Indonesia hanya tersedia untuk penggunaan komersial. Namun, WIZ.AI tengah merencanakan peluncuran versi terbuka (open-source) untuk publik. “Kami memimpin inisiatif ini guna mengembangkan ekosistem LLM yang dinamis. Dalam ekosistem tersebut, pemain utama AI, peneliti AI, dan penggemar AI akan bekerja sama mengembangkan inovasi LLM dan AI di Indonesia. Mereka juga akan memperkenalkan bahasa Indonesia dalam AI arus utama, serta meningkatkan pengaruh pasar Asia Tenggara di pasar global,” kata Jennifer Zhang.

Dengan jangkauan luas di pasar Asia Tenggara, WIZ.AI selalu membuktikan komitmennya pada kawasan ini lewat inovasi dan ekspansi bisnis. Hingga kini, WIZ.AI telah menyediakan dan menerapkan solusi korporasi yang didukung AI bagi lebih dari 200 klien di Asia Tenggara, meliputi industri penting termasuk perbankan dan keuangan, asuransi, telekomunikasi, FMCG, dan E-commerce. Lebih lagi, WIZ.AI membantu klien menjawab tantangan dalam penggunaan dan penyediaan AI.

Ke depan, WIZ.AI ingin gencar melaksanakan strategi LLM dan memperluas jangkauan LLM dasar untuk bahasa-bahasa lain di Asia Tenggara. Bahkan LLM bahasa Thai telah memasuki fase pelatihan. Di sisi lain, WIZ.AI akan tetap menyempurnakan Enterprise LLM untuk domain spesifik agar memenuhi kebutuhan industri, serta mendorong inovasi AI regional lewat solusi LLM mutakhir yang berstandar korporasi, serta model dasar yang inovatif.

LLM WIZ.AI kini tersedia bagi klien perusahaan yang terpilih. Anda dapat mengajukan permohonan penggunaan LLM tersebut untuk dipertimbangkan dan disetujui oleh WIZ.AI: https://www.wiz.ai/llm-access-request/

Tentang WIZ.AI
WIZ.AI, pemimpin industri global asal Singapura yang menyediakan solusi interaksi pelanggan omnichannel (omnichannel customer engagement) dengan dukungan Gen-AI, membuat terobosan dalam komunikasi B2C. Terobosan ini hadir dalam solusi omnichannel customer engagement yang mutakhir dan sangat personal. Didukung ahli teknologi lokal, platform pintar WIZ.AI memfasilitasi lebih dari 100 juta interaksi pelanggan secara otomatis dalam setiap jam. Solusi WIZ.AI mewujudkan layanan pelanggan dan ROI bisnis terbaik. Dengan jangkauan internasional yang kianluas, WIZ.AI melayani lebih dari 200 klien di berbagai industri yang tersebar di 15 negara. Sebanyak 60% klien WIZ.AIberasal dari perusahaan yang tercantum dalam daftar “Fortune 500” dan usaha rintisan bervaluasi di atas $1 miliar (unicorn start-ups)


14
Sep
Featured Articles  ·  Main Display  ·  Voice AI Technology
Mitigating Biases: Building Inclusive AI Products

With generative AI gaining more and more popularity, AI bias has become a major concern. We’ve noticed high-profile cases of algorithms exhibiting stereotypical thinking such as on race and gender. However, biases can manifest in subtle ways beyond the obvious. In this article, we would like to firstly discuss two less visible biases, then delve into how we can avoid these biases by embracing inclusive datasets and hyper-localized and personalized solutions.

Uncover the overlooked biases

Selection bias

This bias occurs when lacking diversity to represent all users. It stems from overlooking outliers and minorities. For example, mainstream large language models (LLMs) today are predominantly pre-trained from English text, limiting AI advancements to English-speaking environments. And even in the English-speaking world, an AI system that is trained on US English data may possibly fail to recognize slang words or phrases in the UK, Australia or Singapore.

Popularity bias

This bias occurs when AI algorithms are built based on popular choices only. Popular choices from the majority become the only visible choices. This risk excluding people who make less mainstream choices. For instance, an e-commerce platform’s AI algorithms might only recommend bestsellers, neglecting niche interests.

Crafting responsible and inclusive AI

To mitigate the biases, we need broader sourcing and sampling to capture true diversity, embrace localized and personalized solutions that avoid majority defaults. At WIZ.AI, we are committed to making AI inclusive for all, which is an indispensable part for us practicing responsible AI.

Hyper-localized solutions for diverse consumers

With an established and growing presence across the Southeast Asian markets, the challenge for WIZ.AI from day one is that the region is fragmented both geographically and linguistically. To help enterprises and their consumers easily and inclusively access our generative AI-powered customer engagement solutions requires multilingual capabilities. We embed hyper localization in our products’ DNA, such as in our flagship Talkbot. The smart bots can understand multiple languages and even dialects, including Bahasa Indonesia, Thai, Taglog, Singlish, etc. This ensures our Talkbots to have barrier-free conversations with diverse consumers in the region.

LLMs-powered hyper-localization

Our hyper-localization effort includes training localized LLMs too. We just launched LLM for Bahasa Indonesia, and our LLM for Thai is under training. During LLM training, we fed the model diverse real-world customer conversation calls, reflecting local culture, dialect and language contexts in actual applications and scenarios and minimizing selection bias.

An interesting finding revealed by our R&D team, LLMs’ learning ability, actually made the training easier and faster than traditional AI models’ training. In reality, being inclusive is very difficult. There can always be minority and missing cases. For example, one of our enterprise clients offers hundreds of cigarette brands. For local Indonesians, they can have multiple ways to refer to a single one of these brands. In the past with traditional AI training, we had to always feed all varieties of naming a brand during the training stage for the system to understand the saying in actual conversation. However with LLM, if we find out a new nick name locals give to a brand, we can inform LLM that “new nick name = X brand” in a prompt, the LLM can instantly pick up this new knowledge without the need to be trained all over again.

Capturing cultural sensitivity

Besides languages, we are also taking local cultural norms into consideration. When we first launched our Talkbot in Indonesia for debt collection use cases, we had a straightforward and honest tone for the Talkbot. For example, our bot may simply tell Indonesian consumers that if they are late for repayment, they can be disqualified for BNPL(buy now, pay later) service or their account on the e-commerce platform will be shut down. As people in Indonesia don’t consider this direct approach to be rude.

Later, when we launched the product in Thailand, we strategically revised the conversation tone to be more polite and friendly. When Thai users may be late for their repayment, our bot may simply remind them that there can be negative consequences for their credit. This is because Thai people tend to place a high value on courtesy and avoid confrontation in daily interactions.

Never let any user feel excluded

When we feel products are not right for us or simply a bit “off”, it could indicate overlooked perspectives in product design. At WIZ.AI, we try our best to avoid these “off” moments and design our products to cater for diverse users.

Inclusion of vulnerable groups

On the back-end, there is no human training required for our Talkbot, neither are customers forced to adopt digital self-service solutions on the front-end. The Talkbots work well on various telecommunication mediums like traditional landline telephones, analogue phones, and smartphones, ensuring that all segments of our enterprise clients’ customer base are effectively covered.

For example, one of our enterprise clients in the Philippines has hundreds of mom-and-pop stores as their distributors across the country. These store owners, most being elderly people, usually have difficulty using the online booking system to order items on smart phones. Some of them don’t even have a smart phone. In the past, the enterprise client had to send human agents to each of these stores every week to collect orders in person. Now with our smart Talkbots, the client can give automated calls to these shop owners over telephones for order collections, saving vast human effort on a weekly basis.

Inclusive knowledge base

To create an inclusive knowledge base to train AI, WIZ.AI’s experts used to devote days to studying real-life customer service recordings, and brainstorm possible conversation scenarios in particular use cases. Considering users are returning products as an example, how many different ways of expressions might they have? Now with LLMs’ empowerment, we get to generate hundreds of possible expressions and conversation scenarios in seconds, enabling a truly inclusive knowledge base!

Prior to deployment, the WIZ.AI team always conducts extensive user testing to gather feedback. The goal is to create a solution that is effective, inclusive and enjoyable across customer segments for our enterprise clients, providing a memorable and positive experience.

Building an inclusive culture

We believe products reflect who builds them. Having broad representation enables holistic perspectives. With this in mind, WIZ.AI hires local talents in our technology, product management as well as customer experience teams across the ASEAN region, including Singapore, Indonesia, Philippines, Thailand and Malaysia.

Towards a future with democratized AI access

At WIZ.AI, we are continuously innovating to democratize AI access and make AI solutions inclusive for all. As we enter the era of AGI, we remain committed to developing AGI solutions for enterprise users worldwide and expanding AI access for our customers. Only through embracing diversity can AI enable a fair and equitable future.

In the near term, our LLM for Bahasa Indonesia will soon open for tests and is considered to be open source in the future. Further developments will focus on feeding even more diverse types of data, including Indonesia’s many local dialects and everyday slang.

Want to explore how WIZ.AI’s generative-AI powered, hyper-localized and omnichannel solutions can empower your customer engagement at scale? Talk to our experts today.


Reference:

Joyce Chou, Roger Ibars, Oscar Murillo. Microsoft. In Pursuit of Inclusive AI. Retrieved from: https://query.prod.cms.rt.microsoft.com/cms/api/am/binary/RWEmS3
Google. Responsible AI practices. Retrieved from: https://ai.google/responsibility/responsible-ai-practices/
Personal Data Protection Commission (PDPC) of Singapore, Compendium of Use Cases: Practical Illustrations of the Model AI Governance Framework. Retrieved from: https://www.pdpc.gov.sg/-/media/Files/PDPC/PDF-Files/Resource-for-Organisation/AI/SGAIGovUseCases.pdf


13
Sep
Featured Articles  ·  Main Display  ·  Press Release
WIZ.AI Unveils Southeast Asia’s First Foundation Large Language Model (LLM) for Bahasa Indonesian, Amplifying Regional Representation in Mainstream AI

On September 13th, WIZ.AI proudly unveiled its 13 billion-parameter Large Language Model (LLM) tailored specifically for Bahasa Indonesia. This release comes out shortly after its release of the region’s first 7B Foundation Model and domain-specific Enterprise LLM earlier this year, marking a significant milestone for the Southeast Asia market as it embraces its very own Large Language Model and takes a leap forward in the region’s AI advancements.

The launch of WIZ.AI’s Bahasa Indonesia LLM also marks a tremendous step towards encouraging the international AI communities to focus more on LLMs for Southeast Asian languages, further amplifying the Asian language and cultural representation in the mainstream LLMs. “We are thrilled to introduce Southeast Asia’s first regional Large Language Model. Our LLM opens up new possibilities for business in the region, and we are excited to see its transformative impact.” said Jennifer Zhang, CEO and co-founder of WIZ.AI.

While the prevalent LLMs are primarily trained on Western data and materials, WIZ.AI’s LLM is trained on an expansive 10 billion Indonesian tokens. This captures the linguistic nuances and cultural contexts of the region, leading to more contextually relevant outputs.

WIZ.AI’s LLM model outperforms Llama 2 in Bahasa Indonesia, according to the Hugging Face Open Leaderboard, the authoritative benchmark for LLM evaluation.

A preliminary assessment of WIZ.AI’s LLM performance is already promising. Compared with Llama 2-13B for example, WIZ.AI’s LLM beats its performance for Bahasa Indonesia across all key metrics. WIZ.AI’s LLM outshines especially in Hellaswag (commonsense inference ) by 33%, followed by ARC (reasoning challenge) and TruthfulQA by 20%, and MMLU by 7%.

Performance Evaluation in Bahasa Indonesia between WIZ.AI LLM and Llama 2

Compared with Llama 2-70B, WIZ.AI’s LLM also excels in three key metrics in Bahasa Indonesia by an average of 4%, including ARC (reasoning challenge) , Hellaswag (commonsense inference ) and TruthfulQA. 

WIZ.AI’s LLM particularly outperforms Llama 2-13B in domain-specific areas like banking, finance and e-commerce. When tasked with providing the largest bank in Indonesia, Llama 2-13B provides a general list of the banks, while WIZ.AI’s LLM has the answer spot-on, providing the largest bank with up-to-date data and a comprehensive description.

Response Comparison between WIZ.AI LLM and Llama 2

WIZ.AI’s LLM is entirely homegrown and engineered for enterprise-level applications, offering “enterprise-grade” data analysis capabilities, as well as rapid response and enhanced security. After fine-tuning and optimization, WIZ.AI’s LLM performs 2.5 times as fast as the Llama 2-13B. Meanwhile, fast speed doesn’t compromise on privacy and security. WIZ.AI’s LLM features enterprise-level security that safeguards sensitive information and data, assuring that data usage is limited to only developing and maintaining LLM. 

The advent of the Bahasa Indonesian LLM will definitely boost Indonesian presence. Currently exclusive to commercial use, plans are underway for an open-source public release. “We’re spearheading an initiative to build up an dynamic LLM ecosystem, where the regional AI key players, AI researchers and AI enthusiasts will come together to propel the LLM and AI innovation in the region, bring Bahasa Indonesian into the AI mainstream and enhance the Southeast Asian market’s impact on a global scale.” reiterated Jennifer Zhang.

With deep roots in Southeast Asia markets, WIZ.AI has consistently demonstrated its commitment to the region through its innovation advancements and business expansion in the market. To date, WIZ.AI has provided and deployed AI-powered enterprise solutions to over 200 clients across Southeast Asia, spanning key industries including banking and finance, insurance, telecommunications, FMCG, and E-commerce, empowering customers to resolve the challenges in last-mile AI adoption and delivery.

Looking ahead, WIZ.AI plans to double down its LLM strategy and extend the foundation LLM to other Southeast Asian Languages, with Thai already in the training phase. Meanwhile, the focus will remain on refining the domain-specific Enterprise LLM to better support industry use cases, aspiring to spur regional AI innovation with its cutting-edge enterprise LLM solution and pioneering foundation model.

WIZ.AI’s LLM is currently open for selected enterprise customers to use. Please submit your request here for review and approval: https://www.wiz.ai/llm-access-request/


16
Aug
Featured Articles  ·  Talkbot Basics  ·  Voice AI Technology
Reimagining AI Governance: AI as Co-Pilot

As we delve deeper into the realm of AI, a growing complexity of challenges and risks are becoming more lucid. In a recent Guardian’s report, AI could even eavesdrop typing sound and identify which keys people pressed for passwords! How can we ensure responsible use of AI when it is becoming more powerful and ubiquitous? In this article, we are trying to reimagine AI governance, and propose AI can play a more prominent role and become our co-pilot to pave the way for trustworthy AI.

The pressing need for ethical and trustworthy AI

There are manifold risks associated with AI or generative AI to be specific. To list a few most commonly addressed, generative AI can produce inaccurate or even fabricated responses. It’s also struggling with algorithmic bias that reflects and reinforces the existing bias in society. For example, we may all heard about some AI recruitment tools that can disadvantage female candidates, or certain facial detection that works more accurately on Caucasian faces. In addition, AI-generated works are faced with the challenge of violating copyrights and data privacy. And more seriously, generative AI’s widespread availability substantially escalates risks of it being used maliciously for cyber attacks and fraud.

To mitigate and prevent risks, governments and AI industry leaders around the world are rolling out AI governance initiatives and policies. In June, EU made the first move and carried out AI Act, which is deemed as the world’s first comprehensive AI law. In July, seven leading AI companies, including Amazon, OpenAI and Meta, followed suits and introduced voluntary safeguards at the White House. And in the upcoming fall, we are expecting the new international standard ISO/IEC 42001 on AI Management Systems to be published.

Here in Singapore, where WIZ.AI is headquartered, the government takes a balanced approach to facilitate innovation and safeguard consumer interests. The government regularly facilitates dialogues and collaborations among the public sector, industry and academia. In a recent discussion where WIZ.AI participated, we also exemplified our commitment to responsible use of AI. Our company is ISO 27001 certified, which is a globally recognised standard for information security management systems (ISMS). This certification demonstrates our commitment to the highest levels of data security and privacy. In addition, we also certified by SOC2 Type II Report, an independent audit report that provides assurance on the controls of a service organization. It evaluates the design and operating effectiveness of the organization’s controls related to security, availability, processing integrity, confidentiality, and privacy.

Responsible use of AI: current practices

Besides broader initiatives mentioned, currently there are diverse AI governance practices from companies developing and deploying AI as well.

  1. Incorporate guardrails:
  • Develop compliance processes for risk assessment and review
  • Retain proprietary data within secure or localized infrastructures, under direct monitoring of the organization
  • Grant system users with different roles and data access
  • Leverage privacy enhancing technologies (PETs) to derive insights from consumer datasets, safeguarding personal data confidentiality
  • Intelligence collection about ongoing breaches and threats
  • Eliminate toxic data that contains hate, abuse, profanity content, as well as those with private information and license constraints, during the data filtering stage
  • Testing systems for AIGC tools’ safety, explainability as well as their robustness against security attacks
  1. Uplift transparency:
  • Document the data pile used for training, as well as how the model is trained and validated, increasing explainability in AI-decision making
  • Label content that’s generated by AI, or clearly inform users that they are interacting with AI systems
  1. Human validation:
  • Loop humans to validate AI outputs before public distribution
  • Create feedback loop for users to identify issues with AI system’s functionality and behaviors
  • Ongoing monitoring by humans to detect unexpected behaviors, flaws or vulnerabilities after model deployment

AI as co-pilot in AI governance

After examining current initiatives and practices for responsible use of AI, we are wondering if we are being a bit too human-centric sometimes, and overlook the role AI can play in its own governance?

For starters, Generative AI is already assisting with risk mitigation. Companies have been utilizing generative AI to “red team” AI solutions and generating edge cases to test system’s robustness. There are real-life examples with generative AI goes beyond laboratory testings too. China’s Ant Group introduced an LLMs-enabled AI assistant for anti-fraud education, resulted in a 10% reduction in reported fraud cases. Waabi, a Toronto-based start-up uses generative AI to automate vehicle safety. This helps the company operate at only 5% of the previous cost. WIZ.AI leverages LLMs to detect sensitive content for better compliance and help maintain sensitive content errors at <5% level.

Generative AI already takes up a role as an assistant mitigating risks at a lower cost, what if it takes a more proactive role and becomes a co-pilot to achieve responsible AI more efficiently?

At WIZ.AI, we decided to test the above hypothesis. We trained one LLM to monitor the other LLM for bias, violence, and profanity content in workplace chats. The monitoring LLM successfully flagged many issues based on the given prompts, without further human involvement. However, we still haven’t fully realized the co-pilot status because there are still loopholes that need human to check the root causes and tweak the prompts accordingly, and there are even cases where human cannot yet identify the root cause that leading to AI’s obvious false judgements.

With the further exploration and development of our LLM technology though, we can envision a future where human-AI co-pilot in AI governance can be achieved, when humans can understand generative AI’s decision making process on a granular level. By then, the well-trained AI models will “tutor” other models on workplace’s “responsible code of conduct” independently with zero mistake. Humans will only need to validate the learning results without too much involvement in tedious work, such as fixing errors, digging the roots causes, and shift attention to more important work.

Forward-looking of a universal responsible code of conduct

Take an even more forward-looking perspective, a universal “responsible code of conduct” module can be developed and by-default plugged into every newly launched LLM or their much more intelligent “offsprings”. There can even be specific versions by region, by country or by individual organizations building on top of the foundational module. This process ensures AI systems are “aware” of their responsibilities and ethical guidelines upfront and ultimately liberates human labor. Naturally, humans will still be in the loop, judging AIs’ “performance”after their onboarding, reviewing and iterating the “responsible code of conduct” module on an ongoing basis.

Looking ahead, we see a world where human-AI collaboration permeates every possible aspect, ushering in an era of ideal co-existence between humanity and technology.


Reference

2023 World Artificial Intelligence Conference, Trustworthy AI Forum. Retrieved from: https://36kr.com/live/2332158061807241
IBM Research. (2023). Generative AI for business. Retrieved from: https://www.youtube.com/watch?v=FrDnPTPgEmk
Speech by Minister of Communications and Information, Mrs Josephine Teo, at the Opening of the Personal Data Protection Week on 18 July 2023. Retrieved from: https://www.mci.gov.sg/pressroom/news-and-stories/pressroom/2023/7/speech-by-minister-josephine-teo-at-the-opening-of-the-personal-data-protection-week-on-18-july-2023
Brand Smith, Microsoft. (2023). Advancing AI governance in Europe and internationally. Retrieved from: https://blogs.microsoft.com/eupolicy/2023/06/29/advancing-ai-governance-europe-brad-smith/
Guardian. (2023). AI can identify passwords by sound of keys being pressed, study suggests. Retrieved from: https://www.theguardian.com/technology/2023/aug/08/ai-could-identify-passwords-by-sound-of-keys-being-pressed-study-suggests?CMP=fb_a-technology_b-gdntech
Saritha Rai. Bloomberg. (2023). Startup Sees AI as a Safer Way to Train AI in Cars. Retrieved from: https://www.bloomberg.com/news/newsletters/2023-08-08/raquel-urtasun-startup-waabi-trains-autonomous-vehicles-with-ai


07
Jun
Pengenalan Talkbot  ·  Teknologi Voice AI
Menelaah : Bagaimana LLM (Large Language Models) bekerja
Jennifer Zhang

Jennifer Zhang

CEO & Co-Founder

Kecerdasan Buatan (AI) telah berkembang dengan cepat dalam beberapa bulan terakhir. Aktivitas yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia seperti persepsi, penalaran, dan pengambilan keputusan, secara perlahan dialihkan ke AI. Salah satu hal yang mendorong perkembangan AI adalah pengembangan model dasar yang lebih kuat dan tangguh.
 
Model dasar adalah yang memungkinkan AI untuk melakukan tugas-tugas yang lebih umum bahkan tanpa pelatihan khusus sebelumnya. Model dasar berperan sebagai dasar pengetahuan dan pemahaman untuk AI, didukung oleh jumlah data yang besar menggunakan machine learning. Model dasar dibangun dengan tujuan-tujuan tertentu, seperti kemampuan berbicara, untuk mendukung aplikasi AI yang lebih akurat dan efisien.
 
Model bahasa besar (LLM) adalah jenis model dasar yang memungkinkan AI berbicara seperti manusia. Ini dilatih dengan jumlah data yang besar dan menggunakan teknik-teknik canggih seperti jaringan saraf untuk memahami kompleksitas bahasa. LLM telah digunakan untuk chatbot AI, terjemahan mesin, dan ringkasan teks. Tetapi bagaimana sebenarnya model-model ini bekerja? Dalam artikel ini, kami akan menjelajahi rincian teknis dari model bahasa besar dan memberikan gambaran tingkat tinggi tentang cara kerja internalnya.
 
 

Dasar-dasar pemodelan bahasa

Pada intinya, model bahasa adalah model statistic yang memperkirakan distribusi probabilitas bahasa. Dengan kata lain, ia memprediksi kemungkinan kata tertentu atau urutan kata berdasarkan konteks suatu kalimat atau dokumen. Misalnya, dengan diberikan kalimat “Saya suka makan….untuk sarapan,” sebuah model bahasa dapat memprediksi kata yang paling mungkin untuk mengisi kekosongan berdasarkan kata-kata sebelumnya.
 
Model bahasa yang paling sederhana didasarkan pada model n-gram, yang menghitung probabilitas setiap kata dalam kalimat berdasarkan frekuensi kemunculannya dalam korpus pelatihan, atau massa data yang digunakan untuk pelatihan. Namun, model-model ini memiliki keterbatasan dan bisa kesulitan dengan urutan kata yang lebih panjang atau menghasilkan teks yang baru dan koheren.
 
 

Mengenal LLM (Large Language Model)

Large Language Models, di sisi lain, dirancang untuk mengatasi keterbatasan tersebut dengan menggunakan jaringan saraf untuk memproses bahasa dengan cara yang lebih canggih dan nuansa. Model-model ini dilatih dengan jumlah data teks yang besar, menggunakan proses yang disebut pembelajaran tanpa pengawasan untuk mengidentifikasi pola dan hubungan dalam data.
 
Jenis Large Language Model yang paling umum adalah model berbasis transformer, yang pertama kali diperkenalkan oleh Google pada tahun 2017 dengan rilis arsitektur Transformer. Model berbasis transformer menggunakan mekanisme perhatian diri untuk menangkap dependensi jarak jauh antara kata-kata, memungkinkan mereka memahami konteks kalimat dengan cara yang lebih canggih. Ini berarti bahwa mereka dapat menghasilkan teks yang lebih koheren dan sesuai konteks daripada model n-gram.
 
Melatih model bahasa besar adalah proses yang kompleks dan membutuhkan komputasi yang intensif, biasanya melibatkan beberapa tahap. Pertama, model diinisialisasi dengan bobot acak, kemudian dilatih dengan korpus data teks yang besar menggunakan proses yang disebut propagasi balik. Propagasi balik menyesuaikan bobot model berdasarkan kesalahan yang dibuatnya dalam memprediksi kata berikutnya dalam sebuah kalimat. Proses ini diulang dalam banyak iterasi hingga model mencapai tingkat akurasi yang tinggi dalam memprediksi kata berikutnya.
 
 

Pemelajaran ulang untuk kasus penggunaan spesifik

Salah satu manfaat utama dari model bahasa besar adalah fleksibilitas dan adaptabilitasnya. Setelah sebuah model dilatih dengan korpus teks yang besar, model tersebut dapat dijemput ulang untuk kasus penggunaan spesifik, seperti pertanyaan-jawaban atau analisis sentiment. Pemelajaran ulang melibatkan pelatihan model pada dataset yang lebih kecil dan lebih spesifik untuk mengoptimalkan kinerjanya pada tugas tertentu tersebut. Proses ini membutuhkan waktu, namun memungkinkan organisasi mengembangkan aplikasi pemrosesan bahasa yang sangat akurat dan efektif untuk berbagai kasus penggunaan.
 
Ada banyak alat dan kerangka kerja yang memungkinkan pemelajaran ulang atau penyesuaian model bahasa besar. Banyak penyedia solusi kecerdasan buatan dapat menyesuaikan model bahasa besar yang sudah ada hanya dengan beberapa baris kode dan data pelatihan. Ini memungkinkan mereka menciptakan model bahasa khusus domain atau wilayah yang melebihi performa model bahasa generic untuk kasus penggunaan tertentu. Penyesuaian ini juga memungkinkan personalisasi untuk interaksi dengan pelanggan, meningkatkan pengalaman pengguna.
 
 

Manfaat pemelajaran ulang pada model bahasa besar

Misalkan Anda adalah perusahaan yang ingin membangun chatbot untuk tim dukungan pelanggan Anda. Anda ingin chatbot dapat menjawab pertanyaan pelanggan tentang produk dan layanan Anda dengan cepat dan akurat, tetapi Anda juga ingin memiliki sentuhan personalisasi dan mencerminkan gaya dan nada merek Anda. Untuk mencapai hal ini, Anda dapat memulai dengan model bahasa besar yang sudah dilatih sebelumnya, seperti GPT-4 yang telah dilatih dengan jumlah data yang besar dan memiliki pemahaman yang kuat terhadap bahasa. Namun, GPT-4 belum dilatih dengan data yang spesifik untuk industri atau produk Anda, sehingga mungkin tidak memberikan performa yang sesuai dengan yang Anda harapkan untuk kasus penggunaan Anda.
 
Di sinilah fine-tuning menjadi penting. Dengan fine-tuning, Anda dapat mengambil model yang telah dilatih sebelumnya dan melatihnya menggunakan data perusahaan Anda, seperti deskripsi produk, log dukungan pelanggan, dan informasi relevan lainnya. Dalam beberapa kasus, penyesuaian dapat dilakukan dengan menambahkan data baru ke dalam model pelatihan, yang lebih sederhana dan tidak membosankan daripada fine-tuning. Apapun metode yang digunakan, hasil akhirnya adalah model belajar tentang industri dan produk khusus Anda, serta meningkatkan kinerjanya untuk kasus penggunaan tertentu. Fine-tuning, bagaimanapun, memberikan lebih banyak personalisasi. Hal ini dapat menggabungkan suara dan nada merek Anda dengan memberikan contoh bagaimana perusahaan Anda berkomunikasi dengan pelanggan. Hal ini membantu memastikan bahwa chatbot terdengar seperti merek Anda dan memberikan pengalaman yang personal untuk pelanggan Anda.
 
 

Masa depan model bahasa

Pemain-pemain utama seperti OpenAI dan Meta akan memiliki keunggulan dalam pengembangan LLM (large language model) tujuan umum. Namun, ada ruang yang besar untuk LLM yang khusus. Pasar vertikal seperti fintech kemungkinan akan melihat pemain-pemain kecil datang dan mengembangkan model bahasa yang khusus untuk domain tersebut. Perusahaan seperti Bloomberg sudah mengembangkan LLM mereka sendiri seperti BloombergGPT. Para spesialis akan memiliki keunggulan karena pengetahuan mendalam mereka tentang data eksklusif atau domain-specific.
 
Ketika berbicara tentang fine-tuning atau penyesuaian, arah yang menjanjikan adalah penggunaan meta-adapters yang melakukan fine-tuning pada model yang sangat kecil (jutaan parameter daripada miliaran). Hal ini, dikombinasikan dengan metode pembelajaran few-shot, memungkinkan penyesuaian LLM dalam waktu yang lebih singkat. Hasil akhirnya adalah tersedianya lebih banyak model bahasa yang khusus untuk domain bagi lebih banyak bisnis dan pasar.

 

Tertarik memiliki model bahasa yang khusus untuk bisnis atau domain Anda sendiri? Lihatlah Large Language Models (LLMs).
Jelajahi LLMs

07
Jun
Pengenalan Talkbot  ·  Teknologi Voice AI
Mengoptimalkan potensi LLMs : era baru dari layanan keuangan
Jennifer Zhang

Jennifer Zhang

CEO & Co-Founder

Language Model Models (LLMs) adalah hal yang tengah menjadi perbincangan pada industry teknologi. LLM yang paling popular saat ini – OpenAI’s Chat GPT- telah terbukti menjadi perangkat yang sangat berguna untuk tugas sehari- hari, mulai dari merangkum teks yang sangat banyak hingga menulis email. Sudah tidak menjadi kejutan bahwa karyawan yang melek teknologi telah mulai menggunakannya untuk meningkatkan efisiensi mereka di tempat kerja. Tetapi menggunakan LLM pihak ketiga memiliki resiko dan keterbatasan.

Akhir-akhir ini, Bloomberg, perangkat lunak keuangan, data dan juga perusahaan media, telah meluncurkan LLM mereka sendiri yang disebut BloombergGPT. Model ini didesain secara khusus untuk para trader keuangan dan investor, dan menandai pencapaian yang signifikan dalam penggunaan LLM di jasa keuangan. Kita akan secara singkat mendiskusikan kemampuan dari BloombergGPT dan implikasinya pada industry keuangan.

 

Membantu Trader Untuk Memahami Berita

BloombergGPT didesain secara spesifik untuk membantu para trader dan investor untuk menganalisa data dan berita, sehingga memampukan mereka untuk membuat keputusan investasi yang lebih baik. Salah satu contohnya adalah BloombergGPT dapat mendeteksi apakah suatu headline berita mengindikasikan kenaikan atau penurunan harga saham. LLM yang didesain spesifik dalam bidang keuangan, menganalisa berita, laporan keuangan, social media feeds, dan sumber informasi lainnya untuk mengidentifikasi trend dan pola yang relevan.

Dan mirip seperti Bing Chat, BloombergGPT dapat menjawab pertanyaan seperti “Siapakah CEO dari Citigroup Inc?” dengan cukup akurat. Hal itu karena BloombergGPT telah dilatih menggunakan data hak milik (proprietary data) selama 40 tahun yang memampukan LLM untuk mengidentifikasi perusahaan, entitas bisnis, bahkan symbol saham (stock ticker symbols). Bloomberg akan mengintegrasikan LLM nya ke dalam salah satu dari layanan utamanya, Bloomberg Terminal, memampukan pengguna untuk mendapatkan nilai yang lebih dari database.

BloombergGPT adalah contoh yang kuat tentang bagaimana LLM (Large Language Models) dapat digunakan untuk mendukung industri jasa keuangan, dan potensinya baru saja ditemukan.

 

Merevolusi Layanan Keuangan

Contoh BloombergGPT ini menunjukkan bahwa LLMs memiliki potensi untuk mentransformasi industry layanan jasa keuangan dengan mengotomasi dan menyederhanakan berbagai proses. LLMs yang telah dikondisikan secara spesifik untuk bidang keuangan dapat menganalisa jumlah data yang besar, mengidentifikasi pola dan trend, dan membuat prediksi dengan akurasi yang tinggi.

Salah satu cara lain LLMs dapat digunakan pada jasa keuangan adalah pada fraud detection. Telah dilatih dengan menggunakan data historis dan pola beberapa transaksi, LLMs dapat digunakan untuk mengidentifikasi kemungkinan fraud dengan mendeteksi aktivitas yang tidak biasa. Aturan dapat dibuat bagi asisten AI untuk memberitahu institusi keuangan ketika muncul fraud, memampukan bank atau badan investasi untuk mengambil tindakan segera seperti memblokir transaksi atau akun untuk mencegah kerugian yang lebih besar.

Use case yang lebih umum yang sudah menggunakan general LLMs adalah penggunaan AI bots pada customer service. Dengan penggunaan general LLMs sudah dapat meningkatkan efisiensi customer service, memiliki LLM yang telah dikondisikan secara spesifik untuk bidang keuangan dapat meningkatkannya lebih lagi. LLM yang fokus pada industry keuangan dapat memproses pertanyaan customer yang secara spesifik berkaitan dengan keuangan dan menyediakan jawaban yang lebih baik. Dengan LLMs yang telah dikondisikan secara spesifik untuk bidang keuangan, AI bots dapat menangani pertanyaan-pertanyaan yang lebih kompleks, sehingga dapat lebih jauh mengurangi beban kerja dari agen customer service dan meningkatkan waktu respon.

 

Masa Depan Perbankan dan Investasi

Ada beberapa cara lain untuk menggunakan LLMs untuk meningkatkan efisiensi dan menyederhanakan operasi dalam layanan keuangan. Ini dapat digunakan untuk penerimaan karyawan, memberikan informasi yang penting pada karyawan baru. Pada industry yang sangat diatur seperti perbankan dan asuransi, LLMs berdomain khusus dapat digunakan untuk menganalisa dokumen regulasi dan mengidentifikasi bagian yang relevan yang memerlukan Tindakan untuk kepatuhan (compliance).

Dan meskipun BloombergGPT mengesankan, namun hanya berfungsi dalam satu bahasa – bahasa Inggris. Hal ini membatasi aplikasinya pada pasar dan wilayah yang lebih luas. Masa depan LLM dalam layanan keuangan adalah model multi-bahasa yang berdomain khusus yang berkinerja baik dalam tugas-tugas keuangan yang sempit maupun pertanyaan umum.

LLM keuangan bukanlah hal baru – sebenarnya, sebuah makalah penelitian tentang LLM keuangan telah diterbitkan 6 bulan sebelum pengumuman BloombergGPT. Namun, model kecerdasan buatan berdomain khusus ini memiliki potensi untuk merevolusi sector layanan keuangan. Mereka dapat membantu otomatisasi dan menyederhanakan proses, meningkatkan akurasi dan efisiensi, serta mengurangi risiko kesalahan manusia. Institusi keuangan yang mengadopsi teknologi LLM kemungkinan besar akan mendapatkan keunggulan kompetitif dibandingkan dengan pesaing mereka.

Ingin tetap menjadi yang terdepan dalam industri keuangan dengan LLM Anda sendiri? Bicaralah dengan salah satu ahli kami hari ini. 
Jelajahi LLM

01
Jun
Pengenalan Talkbot  ·  Teknologi Voice AI
Resiko Keamanan Data Dalam Penggunaan Generative AI Tools dari Pihak Ketiga
Jennifer Zhang

Jennifer Zhang

CEO & Co-Founder

Berbagai generative AI tools seperti ChatGPT, Bard dan Bing search telah mengubah bagaimana cara perusahaan berinteraksi dengan customer, memproduksi hasil dan menjalankan tugas lainnya. Namun, penggunaan dari produk-produk ini juga meningkatkan kekhawatiran mengenai keamanan data dan perlindungan data. Pada artikel ini, kita akan mengupas mengenai resiko dari penggunaan generative AI tools dari pihak ketiga dan memberikan beberapa saran untuk memastikan bahwa perusahaan Anda menggunakan tools ini dengan aman dan bertanggungjawab.

 

Generative AI dan data security

Salah satu resiko utama yang dikaitkan dengan penggunaan generative AI tools adalah kemungkinan adanya pelanggaran atau kebocoran data. Karena tools ini didesain untuk dapat menghasilkan hasil secara otomatis, tools ini seringkali mengumpulkan dan menyimpan jumlah data yang besar. Hal ini yang menjadi alasan utama mengapa banyak institusi keuangan seperti JP Morgan Chase dan Deutsceh Bank hanya memberikan penggunaan terbatas bahkan melarang penggunaan ChatGPT di tempat kerja.

Resiko yang ada dalam penggunaan generative AI tools pihak ketiga ini tidak terlalu terlihat jelas bagi banyak orang. Karena ChatGPT memiliki tool yang bergantung pada kemampuan machine learning, interaksi apapun dengan bot ini akan digunakan sebagai data training yang akan digunakan untuk penggunaan selanjutnya. Hal ini berarti semua informasi yang telah dibagikan melalui chat akan disimpan pada server – termasuk data yang mungkin sensitive, personally identifiable information (PII). Karena data ini berada di luar perangkat dari si pengguna, maka apabila ada kebocoran data maka akan sulit untuk diambil kembali dan dihapus.

Kekuatan dari generative AI sangat mengesankan, karena itu banyak orang telah menggunakannya dan mengintegrasikannya ke dalam keseharian mereka, seperti menulis e-mail atau coding. Hal tersebut yang menjadi penyebab kekhawatiran dari Samsung, yang juga telah melarang penggunaan generative AI tools dalam lingkungan pekerjaan. Hal ini terjadi setelah beberapa developer meng up load source code ke dalam ChatGPT, dan berpotensi membagikan informasi sensitive terkait hak cipta pada pihak ketiga.

 

Menggunakan Generative AI Secara Bertanggungjawab

Resiko yang menyertai penggunaan generative AI sangat bergantung pada bagaimana kita menggunakannya. Karena tools ini membantu meningkatkan efisiensi kita, sangat mudah untuk menggunakannya tanpa batasan. Namun, ketika kita menyadari bagaimana teknologi bekerja, kita akan mulai memiliki rasa khawatir mengenai perlindungan data. Berikut ini adalah beberapa langkah untuk menghindari kebocoran data ketika menggunakan generative AI tools –

  1. Batasi data yang Anda bagikan : hanya bagikan data yang diperlukan untuk tool tersebut berfungsi, dan pastikan bahwa semua data yang sensitive dibuat anonym, dibuat (seperti menggunakan persentasi atau menggunakan a factor of 10), atau tidak dibagikan sama sekali.
  2. Edukasi karyawan Anda : pastikan semua karyawan yang menggunakan tool ini sudah mendapatkan training mengenai perlindungan data dan privasi. Bantu mereka untuk memahami resikonya sehingga mereka dapat terhindar dari membagikan informasi sensitive seperti hak cipta atau informasi hal milik (proprietary information).
  3. Simpan data sendiri dengan menggunakan Local Large Language Mode (LLM) : daripada mengirimkan data kepada pihak ketiga, Anda dapat menggunakan solusi AI yang mengandalkan local language models. Hal ini memerlukan pengembangan LLM yang unik untuk perusahaan Anda, yang dilakukan oleh penyedia solusi AI.
 

Manfaat Penggunaan local large language model (LLM)

Pilihan ketiga untuk memastikan keamanan dan proteksi data perusahaan adalah cara yang dilakukan oleh Bloomberg, perusahaan jasa keuangan. Bloomberg mengembangkan language modelnya sendiri yang dikenal dengan BloombergGPT, yang dibuat secara khusus untuk memenuhi kebutuhan dari industry keuangan. Bloomberg membuat LLM dengan 50 milyar parameter terdiri dari berbagai data dan informasi spesifik mengenai keuangan. Tim AI Bloomberg memutuskan untuk memanfaatkan kekayaan data yang telah dikumpulkan selama 40 tahun, dan membuatnya menjadi data dasar untuk solusi generative AI buatan mereka sendiri.

BloombergGPT merupakan contoh yang baik dari domain specific LLM yang dapat melebihi general purpose LLM dalam bidang yang lebih spesifik – yang dalam kasus ini, pasar keuangan. Dan meskipun Bloomberg mungkin belum memutuskan untuk mengembangkan GPT atau LLM nya dikarenakan alasan keamanan, dengan memilikinya dapat memastikan bahwa karyawannya tidak akan secara tidak sengaja membagikan data sensitive keluar dari perusahaan. BloombergGPT siap untuk membantu karyawannya dengan menyediakan laporan yang akurat dan juga untuk memproses jumlah data yang besar yang masuk melalui Bloomberg Terminal.

Generative AI tools menawarkan keuntungan yang luar biasa bagi perusahaan yang ingin otomisasi tugas pekerjaan dan menghasilkan hasil dengan cepat dan efisien. Namun, penting untuk diketahui bahwa tools ini juga memiliki resiko mengenai keamanan data dan perlindungan data. Memiliki domain specific LLM sendiri tidak hanya akan membantu dalam mengurangi kebocoran data namun juga memberikan karyawan keuntungan dari penggunaan generative AI.

Ingin melihat bagaimana memiliki model bahasa khusus untuk bisnis atau domain Anda dapat memberikan manfaat bagi bisnis Anda? Hubungi salah satu spesialis kami hari ini.
Jelajahi LLMs

01
Jun
Pengenalan Talkbot  ·  Teknologi Voice AI
Perubahan pada Komunikasi: Bagaimana LLMs Memengaruhi Perusahaan Telekomunikasi di Asia Tenggara
Jennifer Zhang

Jennifer Zhang

CEO & Co-Founder

Industri telekomunikasi di Asia Tenggara adalah salah satu pasar yang paling cepat berkembang dan paling dinamis di dunia. Dengan populasi lebih dari 650 juta orang dan jumlah kelas menengah yang berkembang cepat, Asia Tenggara menawarkan kesempatan yang besar bagi pelaku bisnis untuk masuk ke dalam market baru dan menumbuhkan jumlah customer mereka.

Namun, industry ini bukan tanpa tantangan. Asia Tenggara memiliki budaya, bahasa dan situasi ekonomi yang sangat beragam – yang semuanya dapat menghambat industry telekomunikasi dalam mengembangkan operasi mereka. Tantangan lain termasuk infrastruktur yang kurang memadai, akses pada pembiayaan yang terbatas, dan hambatan regulasi. Persaingan yang ketat pada industry ini memberikan tekanan bagi para perusahaan untuk terus berinovasi dan meningkatkan pelayanan mereka agar dapat selalu berada di depan dari para competitor.

Di luar tantangan-tantangan tersebut, industry telekomunikasi di Asia Tenggara diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang signifikan pada tahun – tahun mendatang. Menjadi rumah dari demografis yang melek teknologi, Asia Tenggara sedang melalui perubahan yang signifikan menuju digitalisasi. Trend ini telah membuka kesempatan baru bagi para pelaku bisnis untuk meningkatkan kemampuan dari domain specific large language models (LLMs) untuk memperbaiki customer experience dan mendapatkan nilai plus.

 

Mengubah Telekomunikasi dengan Large Language Models 

Large Language Models (LLMs) adalah sebuah jenis teknologi AI yang dapat memahami dan menghasilkan bahasa seperti bahasa manusia. Kemampuan ini menciptakan banyak kemungkinan penerapannya pada industry telekomunikasi, seperti:

  • Meningkatkan customer service dan support : LLM dapat digunakan untuk menganalisa data customer, seperti chat histories dan interaksi social media, untuk memahami kebutuhan dan preferensi customer. Data ini kemudian dapat digunakan untuk memberikan rekomendasi dan support yang sifatnya personal, yang dapat meningkatkan kepuasan dan retensi pelanggan.

  • Meningkatkan interaksi chatbot dan voice assistants : LLMs dapat digunakan untuk meningkatkan akurasi dan kenaturalan dari chatbots dan voice assistants, membuat mereka menjadi lebih efektif dalam memahami dan merespon permintaan dari pengguna. Hal ini dapat membantu dalam mengurangi beban kerja dari agen customer service dan meningkatkan customer experience secara menyeluruh.

  • Otomasi analisis data dan insights : LLMs dapat digunakan untuk menganalisa jumlah besar data dengan format yang tidak jelas (unstructured data), seperti customer feedback dan social media posts, untuk mendapatkan insights dan trends. Hal ini dapat membantu perusahaan telekomunikasi untuk mengidentifikasi hal-hal mana yang perlu diperbaiki dan untuk mengembangkan strategi sales dan marketing yang lebih efektif.

  • Meningkatkan efisiensi dan produktivitas : LLMs dapat digunakan untuk otomasi tugas pekerjaan yang berulang, seperti entry data dan membuat content (content creation), sehingga dapat mengalokasikan sumber daya manusia untuk pekerjaan yang lebih complex dan krusial. Hal ini dapat membantu untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas di dalam organisasi.

 

Membentuk Jalan ke Depan Dengan Penggunaan LLMs Enterprise yang Terlokalisasi (LLMs)

Karena market Asia Tenggara terbagi-bagi tidak hanya secara geografis tetapi juga secara linguistik, untuk dapat beroperasi pada wilayah ini dibutuhkan kemampuan multilingual. Hal ini adalah salah satu area penting dimana LLM menjadi semakin berguna. WIZ.AI berfokus untuk membuat solusi AI seperti produk andalan kami, Talkbots dan sekarang LLMs enterprise kami untuk lebih beradaptasi dengan kondisi lokal.

Dan dengan domain-based, pengetahuan yang spesifik terhadap wilayah, enterprise LLMs dapat memiliki pemahaman kontekstual yang lebih baik. Ketika perusahaan memiliki LLMs mereka sendiri, mereka berada di posisi untuk mengambil keuntungan dari apa yang dapat ditawarkan oleh generative AI.

 

Contoh Nyata : Kisah Sukses dari Link Net

Salah satu contoh terbaru penggunaan LLM yang telah disesuaikan dengan kondisi local adalah penggunaan WIZ Talkbots oleh PT Link Net Tbk. Link Net, perusahaan telekomunikasi Indonesia yang telah melayani hampir 3 juta rumah tangga, meningkatkan jangkauan customer dengan meluncurkan Talkbots untuk pengingat tagihan pembayaran mereka dan juga pengingat untuk perpanjangan contract. Link Net berhasil untuk meningkatkan jangkauan customer mereka sebanyak dua kali lipat dan meningkatkan rasio pembayaran tagihan mereka hanya dalam 1 bulan sejak menggunakan Talkbots.

TalkBot WIZ AI yang telah dilatih untuk LinkNet dan telah disesuaikan dengan kondisi local dengan bahasa Indonesia, membuktikan bahwa enterprise LLM dapat memberikan keuntungan yang besar bagi perusahaan telekomunikasi skala besar.

Karena teknologi AI terus berevolusi dan berkembang, para pelaku bisnis di industry ini harus selalu tetap up-to-date dengan trend dan perkembangan terakhir untuk tetap dapat berkompetisi dan. Dengan melalukan hal tersebut, mereka dapat membantu untuk memastikan kesuksesan mereka dalam industry yang berevolusi dan betransformasi dengan cepat.

Penasaran bagaimana LLM dapat menjadi bagian dari operasi telekomunikasi Anda? Berbicara dengan salah satu spesialis kami hari ini.
Jelajahi LLMs

01
Jun
Pengenalan Talkbot  ·  Teknologi Voice AI
Peran Transformatif Large Language Model (LLM) pada Industri Asuransi
Jennifer Zhang

Jennifer Zhang

CEO & Co-Founder

Pada era digital yang berevolusi dengan sangat cepat, dimana teknologi terus menerus mempengaruhi industry, Large Language Model (LLMs) telah muncul sebagai tools yang dapat memengubah sector asuransi secara revolusioner. Karena banyaknya informasi di sekitar asuransi – seperti kebijakan dan klaim – adalah dalam bentuk tertulis, LLMs dapat memainkan peran yang besar dalam mentransformasi industry ini dengan menggunakan AI.

 

Meningkatkan Customer Experience

Pada kondisi bisnis yang berorientasi pada customer akhir-akhir ini, menyediakan customer experience yang luar biasa adalah segalanya bagi perusahaan asuransi. LLMs yang telah dilatih untuk menggunakan bahasa yang spesifik dapat memainkan peran penting dalam mengubah interaksi dengan customer dan meningkatkan seluruh customer experience dengan menggunakan teknologi AI.

Solusi AI yang diperlengkapi dengan LLMs yang menggunakan bahasa spesifik bidang asuransi dapat menyediakan layanan konsumen (Customer Service) yang lebih personal dan efisien. Melalui kemampuan natural language processing, bots dan virtual assistants yang diperlengkapi dengan LLM dapat terlibat dalam interaksi percakapan dengan customer. LLMs memampukan para asisten digital ini untuk memahami pertanyaan dari customer dengan lebih akurat, sehingga dapat memberikan respon yang lebih relevant dan cepat. Bahkan, virtual assistant yang dilengkapi dengan LLM dapat membantu customer dalam pengisian klaim dan memberikan informasi mengenai berbagai kebijakan, meningkatkan kecepatan dan kenyamanan dari layanan konsumen (customer service).

Text-to-speech engines juga dapat memampukan LLMs untuk memfasilitasi komunikasi multichannel yang lancar. Tidak hanya berinteraksi melalui text, customer dapat menelepon dan mendapatkan pertanyaan mereka dijawab oleh suara. Banyak customer lebih memilih untuk membahas hal-hal yang kritikal seperti permohonan pergantian polis, dan LLM yang terdapat di dalam solusi suara AI seperti WIZ Talkbots dapat melakukan hal tersebut.

 

Mempercepat Proses Asuransi

Industri asuransi memiliki berbagai proses yang kompleks dan memakan waktu yang dapat diuntungkan dengan proses otomasi. Memiliki LLMs dapat membantu mengotomasi berbagai aspek dari kegiatan operasional asuransi, meningkatkan efisiensi, akurasi dan pengurangan biaya. Berikut adalah beberapa contohnya.

  • Proses identifikasi dan seleksi resiko (Underwriting) dan penilaian resiko (Risk Assessment):
    Dengan LLMs, pihak asuransi bisa lebih dapat menilai profil resiko dan membuat keputusan penilaian resiko berdasarkan banyaknya data histori.
  • Manajemen Klaim Asuransi:
    AI dapat memfasilitasi otomasi penanganan klaim dengan mengambil informasi yang relevan dari formulir claim, dokumen kebijakan, dan bukti pendukung lainnya – semua dibantu oleh LLM yang didesain dan dikembangkan untuk asuransi.
  • Negosiasi Penyelesaian:
    Dengan memahami dan menerjemahkan bahasa secara natural, LLM dapat menghasilkan penawaran penyelesaian berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Otomasi ini mempercepat proses negosiasi, meminimalisasi bias manusia, dan meningkatkan konsistensi dari hasil penyelesaian klaim.
  • Customer Onboarding and Policy Generation:
    LLM memainkan peran yang krusial dalam otomasi proses customer onboarding dan pembuatan kebijakan. Dengan memanfaatkan natural language understanding, AI yang dilengkapi dengan LLM yang sudah dikondisikan dalam bidang asuransi dapat membantu customer dalam menyediakan informasi yang dibutuhkan, pengisian formulir aplikasi, dan pembuatan dokumen kebijakan dengan intervensi yang minimal.
  • Regulatory Compliance:
    LLMs membantu dalam proses otomasi regulatory compliance dengan cara menganalisa dokumen-dokumen legal dan regulasi, mengidentifikasi hal-hal yang relevan, dan memastikan kepatuhan. Hal ini membantu perusahaan asuransi untuk selalu up to date dengan berbagai regulasi yang berubah, mitigasi resiko kepatuhan, dan minimalisasi usaha manual dalam compliance monitoring.

 

Contoh Nyata dari Pengalaman Asuransi Jagadiri

Salah satu contoh cerita sukses penggunaan solusi suara AI pada asuransi adalah dari Jagadiri, perusahaan di bawah PT Central Asia Financial. Dengan menggunakan WIZ AI Talkbots sebagai pengingat pembayaran pada pinjaman premium, Jagadiri meningkatkan rasio kontak customer (client contact rates) sebanyak 40% dan meningkatkan efisiensi biaya mereka sebanyak 5.3 kali. Solusi yang digunakan juga terus berkembang dan Jagadiri sekarang juga ingin menggunakan Talkbots untuk customer onboarding.

Contoh dari Asuransi Jagadiri ini menunjukkan bagaimana hebatnya LLM yang telah dilokal kondisikan dan dikustom pada solusi AI dalam industry asuransi. Ke depannya, teknologi ini dapat semakin memberikan peningkatan efisiensi dan pengurangan biaya, sambil sekaligus meningkatkan customer experience.

Segera temukan bagaimana large language model yang telah dikondisikan secara spesifik untuk industri asuransi dapat membantu kegiatan operasional Anda. Bicaralah hari ini pada ahlinya.
Jadwalkan Demo

22
May
Talkbot Basics  ·  Voice AI Technology
The transformative role of Large Language Models in insurance
Jennifer Zhang

Jennifer Zhang

CEO & Co-Founder

In today’s rapidly evolving digital landscape, where technology continually shapes industries, Large Language Models (LLMs) have emerged as powerful tools that can revolutionize the insurance sector. Because a lot of the information around insurance – such as policies and claims – are textual, LLMs can play a big role in transforming the industry with artificial intelligence (AI).

Enhancing customer experience

In today’s customer-centric business landscape, providing exceptional customer experiences is paramount for insurance companies. LLMs that are trained on industry-specific language can play a crucial role in revolutionizing customer interactions and elevating the overall customer experience through AI technology.

AI solutions powered by insurance-specific LLMs can provide more personalized and efficient Customer Service.Through natural language processing capabilities, LLM-powered bots and virtual assistants can engage in conversational interactions with customers. LLMs enable these digital assistants to understand customer queries more accurately, and thereby provide more relevant and timely responses. At their best, LLM-powered virtual assistants can assist customers in filing claims and offering policy information, enhancing the speed and convenience of customer service.

Text-to-speech engines can also leverage LLMs to facilitate seamless multichannel communication. Instead of just interacting through text, customers can call and get their queries addressed by voice. Many customers prefer talking through critical conversations like requesting policy changes, and LLMs that feed into voice AI solutions like WIZ Talkbots can do just that. LLMs enable consistent and context-aware conversations across different touchpoints, ensuring a seamless experience regardless of the communication medium.

Then there’s localization. Companies that have their own LLMs can integrate local terms and accents to cater to their customers better, especially over voice channels.

Improving insurance processes

The insurance industry involves numerous complex and time-consuming processes that can benefit greatly from automation. Having industry-focused LLMs can help automate various aspects of insurance operations, offering increased efficiency, accuracy, and cost savings. Here are some use cases –

  • Underwriting and Risk Assessment:
    With LLMs, insurers can better assess risk profiles and make more accurate underwriting decisions based on a wealth of historical data.
  • Claims Management:
    AI can facilitate automated claims handling by extracting relevant information from claim forms, policy documents, and supporting evidence – all guided by an LLM that was designed and developed for insurance.
  • Settlement Negotiations:
    By understanding and interpreting natural language, insurance LLMs can generate settlement offers based on predefined criteria. This automation expedites the negotiation process, minimizes human bias, and enhances consistency in settlement outcomes.
  • Customer Onboarding and Policy Generation:
    LLMs play a crucial role in automating customer onboarding and policy generation processes. By leveraging natural language understanding, AI that’s powered by insurance LLMs can assist customers in providing the required information, auto-populate application forms, and generate policy documents with minimal intervention. 
  • Regulatory Compliance:
    LLMs aid in automating regulatory compliance processes by analyzing legal and regulatory documents, identifying relevant clauses, and ensuring adherence to compliance requirements. This helps insurance companies stay up to date with changing regulations, mitigates compliance risks, and minimizes manual effort in compliance monitoring. 

Jagadiri Insurance success story

One example of a successful deployment of voice AI solutions in insurance is from our client Jagadiri, a company under PT Central Asia Financial. With WIZ.AI Talkbots deployed for premium payment reminders, Jagadiri increased client contact rates by 40% and improved their cost efficiency 5.3 times. The solution is continually evolving and Jagadiri is now looking to use Talkbots for customer onboarding.

The example from Jagadiri Insurance shows how powerful localised, custom LLMs can be in AI deployment within the insurance industry. Looking ahead, the technology can provide further efficiency improvements and cost reductions, all while elevating the customer experience.

Explore how insurance-specific large language models can help you scale your operations. Speak to a specialist today.
Contact us

12
Page 1 of 2


Product

  • Capabilities
  • Technology

Industry Solutions

  • Telecommunication
  • Banking & Finance
  • Insurance
  • Healthcare
  • E-commerce

About Us

  • Company
  • Join Us
  • Terms & Conditions

Resources

  • How To Design A Talkbot
  • The Rise Of Conversational AI In Customer Service
  • Understanding Asia – Natural Language Processing in AI

Countries

  • Singapore
  • Indonesia
  • Philippines
  • Thailand
  • China

Email

  • marketing@wiz.ai
Copyright © 2023 WIZ Holdings PTE. LTD. All Rights Reserved
Privacy Policy